Manado – dibalikfakta.Com – Perjuangan Buruh kebersihan dan sopir angkot Kota Manado sejak 24 tahun Berlalu, Masih Terhimpit Ketidakpastian hingga saat ini. Upah yang diterima mereka tidak sesuai dengan gaji UMP yang ditetapkan Pemerintah Pusat, sehingga banyak dari mereka harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Pada akhir tahun 1999, Jimmy R Tindi memulai mengadvokasi Buruh Sampah, dan membentuk Serikat Buruh Sampah Manado (SBSM) untuk meningkatkan kondisi buruh kebersihan di Kota Manado. Yang dipimpin oleh Pak Sater Bopeng sebagai Ketua. Perjuangan ini memunculkan sejumlah tuntutan yang pada akhirnya berhasil memperbaiki kondisi buruh, namun nasib mereka kini kembali terombang-ambing.
Pada waktu itu, tuntutan SBSM mencakup kenaikan upah yang disesuaikan dengan Upah Minimum Provinsi (UMP), jam kerja 8 jam, perlengkapan keselamatan kerja, dan jaminan kesehatan bagi buruh. Meskipun melakukan aksi massa dan mogok kerja, pemerintah kota di bawah kepemimpinan Ir. Lucky Korah dan Sekot Almarhum Winsulangi Salindeho tampak enggan memenuhi tuntutan tersebut.
Menghadapi kebuntuan, buruh akhirnya melakukan aksi mogok kerja dan pemblokiran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumompo. Aksi ini berhasil mengguncang pemerintahan saat itu, dan tuntutan para buruh pun akhirnya dipenuhi. Kondisi kehidupan buruh kembali kondusif dan normal.
Namun, seperti roda kekuasaan yang terus berputar, nasib buruh kembali dipertanyakan. Upah yang tidak jelas di tengah gempuran inflasi dan status buruh yang seolah-olah “dipermainkan” dengan risiko dipecat sewaktu-waktu. Bahkan, mantan Ketua SBSM, Pak Sater Bopeng, yang telah bekerja selama lebih dari 30 tahun, harus berhadapan dengan pemecatan tanpa pesangon dan penghargaan.
Situasi semakin kompleks dengan keluhan para sopir terkait anggaran bahan bakar minyak (BBM) yang semakin tidak jelas. Manajemen pengelolaan sampah yang amburadul turut memperumit kondisi. Dalam keadaan ini, suara para buruh sepertinya perlu didengar lebih dalam oleh pihak yang memiliki pengaruh.
Terkait permasalahan tersebut, Ketua Gerakan Rakyat Anti Korupsi Provinsi Sulawesi Utara Jimmy Tindi yang diketahui sangat perduli dengan masyarakat Kota Manado angkat bicara. Saat di wawancara awak media Jimmy mengatakan, “Apakah mereka butuh orang dalam, untuk memperjuangkan nasib mereka agar lebih baik?
Masyarakat Kota Manado harus tahu akan hal ini, dimana Pemerintah dan Dinas terkait? sebab tempat pembuangan akhir TPA Sumompo yang diketahui lebih dari sebulan terbakar, api tidak bisa dipadamkan sehingga kabut asap membuat masyarakat setempat tersiksa, sementara dapur para buruh dan keluarga mereka nyaris tak berasap. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan agar keadilan dan kesejahteraan para buruh kebersihan dsn sopir angkot dapat terjamin dengan baik di masa depan,” ujar Jimmy Tindi
20/11/2023 ( Stefanus )