Sangihe, dibalikfakta.com – Dampak kenaikan harga beras yang melanda berbagai daerah di Indonesia tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga dirasakan oleh masyarakat Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara. Meskipun sudah didukung oleh infrastruktur Tol Laut, harga beras di Pasar Towo’e dan pusat perbelanjaan lainnya di daerah ini ternyata juga mengalami kenaikan yang signifikan.
Kenaikan harga beras di Kepulauan Sangihe sudah terjadi sejak awal Januari 2024, seperti yang diungkapkan oleh Riko Tindage, seorang pedagang sembako di Pasar Towo’e Tahuna. Menurutnya, harga beras merk cumi-cumi, kelapa ijo, dan dua merpati telah naik dari Rp.16.500 hingga Rp.17.000/kg menjadi Rp.18.000/kg.
Riko Tindage menyampaikan bahwa sebagai pedagang pengecer, dirinya hanya mengikuti harga dari distributor. “Saya hanya pengecer, jadi cuma mengikuti harga distributor jika naik otomatis saya dan pedagang lainnya juga ikut naik,” ungkapnya.
Beras jenis Bulog medium, menurut Riko, dijual dengan harga Rp.11.000/kg, namun stoknya terbatas. Pembeli di lokasi tersebut juga mengeluhkan kenaikan harga beras yang drastis, dari Rp.165.000 menjadi Rp.219.000 untuk kemasan 15kg.
“Dulu masih Rp.165.000/15kg, kemudian naik Rp.185.000, akhir 2023 naik Rp.205.000, dan di Februari ini naik lagi jadi Rp.219.000, meski mahal mau tidak mau harus tetap beli karena kita butuh,” ungkap salah seorang pembeli.
Kenaikan harga beras ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat di Kepulauan Sangihe, yang diharapkan dapat segera mendapatkan solusi dari pihak terkait guna mengatasi dampak ekonomi yang mungkin terjadi akibat kenaikan harga kebutuhan pokok.