Sangihe – dibalikfakta.com – Penanganan stunting di kabupaten kepulauan Sangihe semakin menurun pada posisi 3 tahun terakhir.
Hal ini dikataka Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dr.Handri Pasandaran kepada awak media saat ditemui diruang kerjanya pagi tadi. Senin (02/10/2023)
“Jadi angka tumbuh kembang atau progres perkembangan gizi anak – anak dibawah 5 tahun pada bulan Februari dan Agustus itu sudah dilakukan pengukuran status gizi atau pengukuran antoprometif pengujian tinggi badan atau berat badan pada anak,”kata Pasandaran.
Dia juga menambahkan bahwa disana diperoleh untuk Sangihe dari data EPBPGM sudah mengalami penurunan yang sebelumnya dari 3,8 menurun menjadi 2%.
“Namun kami juga tentu masih menunggu hasil pengukuran konfirmasi pada SSGI yang akan dilaksanakan pada tahun 2024. Kalau SSGI 2022 kemarin 18,5,”ujarnya.
Kemudian Dia juga berharap pada tahun 2024 nanti bisa terkoreksi mencapai angka 15 atau 16%.
“Tapi kalau angka EPBPGM, jadi ada 2 versi. kalau satu data survei gizi indonesia atau SSGI itu posisi kita menuru 3 tahun terakhir. dari 24% sampai sekarng menjadi 18,5%. di tahun 2022. Dan yang kita harapkan di tahun 2024 bisa lebih rendah, ya mungkin mencapai angka 13 sampai 14. Dan di tahun 2023 ini kita harapkan paling tidak mencapai angka 15 atau 14%,”harap Pasandaran.
Tapi kalau EPBPGM itu sudah menurun jauh. dari sebelumnya 3,8 sekarang sekitar 2% sudah ada.
Kemudian terkait faktor – faktor atau kendala yang menyebabkan lambat penurunan angka stunting.
“Jadi stunting ini sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi. kalau bagi kami untuk sektor kesehatan tentunya ini dipengaruhi oleh pola asuh atau tumbuh kembang anak. jadi seharusnya memang bagaiman orang tua memperhatikan asupan gizi anak,”
“Nah adakalanya anak – anak itu tidak mendapatkan asupan gizi yang memadai, pola makannya dan pola asuhnya yang tidak baik, akibatnya anak – anak itu gizinya tidak terkontrol dan jatuh dalam kondisi stunting,”Ungkap Pasandaran.
(*Udy)