Mitra – dibalikfakta.com – buruknya pelayanan kesehatan mengakibatkan orang meninggal sering terjadi dan mendapatkan reaksi keras dari sejumlah masyarakat. Seperti yang terjadi di kabupaten Minahasa tenggara Khususnya di Puskemas Ratahan akibat Kelalaian Tim Medis,seorang warga wawali meninggal dunia
Singkat cerita, bahwa korban meninggal almarhum bapak Salman Sawel salah satu warga kelurahan Wawali Pasan, yang juga salah satu karyawan perusahan yang bergerak di bidang tambang batubara dengan jabatan Kabag Produksi di pulau Kalimantan yaitu di PT BASKARA GROUP.Setiap kali dia mendapatkan waktu cuti dari pihak perusahan,bapak Salman Sawel pulang kampung,dana beliau tidak lupa dengan aktivitasnya di kampung halamannya, yaitu pergi ke kebun untuk membersihkan kebun miliknya.
Keluarga menjelaskan, Pada hari Rabu tanggal 15 Mey beliau pergi ke kebun akan melakukan pembersihan kebunnya,di saat melakukan aktivitas di kebun, Tampa sengaja Salman Sawel (korban) jarinya tertusuk di bagian jari kelingking,dan korban langsung pulang menuju puskesmas Ratahan untuk mengobati lukanya yang terkena tusukan kayu.salman menyerahkan semuanya kepada Tim Medis untuk penanganan lukanya.luka tusukan mendapatkan 4 jahitan, selesai berobat korban dan keluarga langsung pulang ke rumah,selang beberapa hari korban sempat pergi ke puskesmas Ratahan untuk mengganti perban yang ada di lukanya,dan pada saat itu, tangannya sudah membengkak dan pihak puskesmas Ratahan cuma mengganti perban.harusnya tim medis yang ada di puskesmas Ratahan harus tahu kenapa tangannya sudah lebih membengkak,dana harusnya mengambil tindakan yang lebih serius bukan sengaja di biarkan begitu saja.semuanya kami serahkan ke Tim Medis karena mereka lebih tahu mengenai luka korban.
Pada waktu tanggal 24 mey korban Mulai demam,dan korban sudah tidak bisa makan dan badan terasa kaku, menurut keterangan salah satu adik korban kepada media,dan akhirnya mereka mengambil tindakan langsung membawah korban ke RSUD noongan.setibanya di rumah sakit yaitu di IGD, pihak rumah sakit langsung melakukan tindakan suntikan tetanus sebanyak 3 botol.Karena stok di RS noongan cuma sedikit,dan seharusnya suntikan tetanus harus di lakukan atau di dapatkan pas pertama kali Korban ke puskemas Ratahan waktunya lukanya di jahit.karena akibat keterlambatan suntikkan itu dan pengaruh lukanya sudah infeksi dan akhirnya pihak RSUD noongan mendiagnosa luka korban sudah kena tetanus.Selesai penanganan di IGD noongan, keluarga korban dan tim medis RS noongan langsung ambil tindakan untuk merujuk ke RSUD Malalayang
Setibanya di Malalayang Langsung di tangani,salah satunya suntikan tetanus dan luka jahitan di jari kelingking langsung di buka oleh Tim Medis RS Malalayang.Dan ternyata di dalam luka korban masih ada serpihan kayu yang tertinggal, dibuktikan dengan saksi keluarga dan dokter dalam ruangan,tapi tidak bisa di dokumentasikan karena sesuai SOP,jadi di larang.tapi semua upaya yang kami lakukan sudah terlambat, karena semakin hari lukanya semakin parah akibat sudah tetanus dan kondisi korban semakin lama semakin turun.sampai tgl 26 Mei Subuh jam 04:09 wita, Salman Sawel menghembuskan nafas terakhirnya, meskipun sempat melakukan pompa jantung oleh Tim medis.
Keluarga korban bapak Salman Sawel Merasa keberatan dengan adanya kinerja Tim Medis Puskemas ratahan.menurut salah satu adik korban mengatakan,memang kita semua akan menuju ke Kematian dan itulah yang di berikan yang maha kuasa,tapi jika tidak ada kelalaian dari pihak puskesmas Ratahan mereka memberikan suntikan tetanus kepada kakak kami, pasti nyawa kakak kami bisa tertolong.kami keluarga akan mengangkat kasus ini untuk mencari keadilan dan mempertanyakan mengenai kinerja Tim kesehatan yang ada di mitra, khususnya puskesmas Bagi Dinas Kesehatan kabupaten Minahasa tenggara dan pihak terkait kami keluarga berharap untuk segera menindak lanjuti agar supaya tidak akan ada lagi korban seperti kakak kami,kata adik korban Salman Sawel
RomelĀ W