MANADO-Dibalikfakta.com– Partai Gerindra Minahasa telah menggelar penjaringan bakal calon bupati (Bacabup) di kabupaten beribukota Tondano itu. Hasil penjaringan melalui 25 ketua PAC tersebut menghasilkan empat nama untuk direkomendasikan ke Dewan Pimpinan Pusat(DPP) Gerindra.
Namun, berbagai kalangan mempertanyakan proses dan cara penjaringan yang dilakukan DPC Gerindra. Mereka menangkap kesan adanya settingan yang menguntungkan kandidat tertentu.
“Undangan ke semua Bacabup Minahasa adalah Mempersiapkan Bakal Calon Bupati dan penyampaian Visi misi. Tak ada penjelasan lanjut untuk melakukan penjaringan setelah penyampaian visi dan misi, anehnya lagi mereka mengakomodir Bacabub yang tidak mendaftar sama sekali, ini ibarat drama korea saja,” kata pengamat politik Sulut Fred Sumual kepada wartawan di Manado, Rabu (119/20/2024).
Maka tentu saja para kandidat menurut dia datang dengan kebesaran hati dan keseriusan untuk menyampaikan visi-misi meski tahu tempat yang digunakan adalah rumah makan salah satu bakal calon atau pesaing mereka. “Ketika diadakan penjaringan, tentu kandidat lain yang tak tahu agenda ini kaget, tambah lagi mereka mengakomodir Cabup yang tidak mendaftar,” ujarnya.
Ia melihat penjaringan hanya formalitas karena sesungguhnya DPC Gerndra sudah mengatur sedemikian rupa untuk menguntungkan kandidat tertentu. “Kalau pemilihan atau penjaringan digelar di rumah makan salah satu figur itu artinya apa? Logika sederhana orang akan mengatakan itu settingan untuk menguntungkan tuan rumah,” ujarnya.
Agar tidak menimbulkan pertanyaan, ia menyarankan DPC Gerindra Minahasa untuk melakukan survey. Melalui survei akan terbaca keinginan masyarakat.
“Masih ada waktu untuk melakukan survei. Gunakan lembaga survei yang kredibel. Kandidat yang menempati survey tertinggi sebaiknya itu yang dipilih. Saya yakin mekanisme survey juga akan disetujui DPP Gerindra,” ujarnya.
Pertanyaan Fred Sumual dibenarkan aktivis Sulut, Arzene Tawi. “Semua calon yang mendaftar di Gerindra itu disurvey. Kandidat yang tertinggi surveynya itu yang dipilih menjadi Bacabup Gerindra,” imbuhnya.
Arzene berharap Gerindra Minahasa tidak terburu-buru dalam merekomendasikan nama calon. “Kalau misalnya yang kirim itu empat nama, terus setelah disurvey ternyata yang tertinggi itu di luar dari keempatnya, kan merugikan Gerindra,” ucapnya.
Diketahui ada 11 kandidat yang bersaing untuk mendapatkan tiket dari Gerindra untuk Pilbup Minahasa. Kesebelas nama tersebut adalah Olga Singkoh, Susi Sigar, Oktaviany Karundeng, Youla Lariwa, Audy Karamoy, Perly Pandeiroot, Andre Sumual, Jusak Kereh, James Karinda, Ronny Lumowa dan Braien Waworuntu.(red)