Sangihe,Dibalikfakta.com – Sabtu (20/4/24) Pemerintah berasama Masyarakat Kampung Talawid Rayakan Halal Bi Halal dan Hari Raya Ketupat 1445 Hijiriah yang turut dihadir oleh Penjabat Bupati dr Rinny Tamuntuan.
Pada momen penuh sukacita dan kebersamaan tersebut turut di hadiri juga Para Tokoh-Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Insan Pers, bersama dengan masyarakat.
Penjabat Bupati dalam sambutannya menyampaikan agar selalu menjaga silahturahmi dengan sesama dalam kehidupan sehari-hari.
“Dalam suasana sukacita seperti ini, kata kunci yang perlu dicermati dan dihayati adalah silaturahim, artinya menyambungkan hubungan kasih sayang antara sesama, mencairkan kebekuan hati, membuka diri untuk saling menerima dan memberi maaf atas salah dan hilaf selama ini,Kendatipun dipahami bahwa konsep islam tentang silaturahim bukan hanya dilakukan pada saat-saat seperti ini, akan tetapi makna halal bi halal dan lebaran ketupat ini dapat direfleksikan dan diaktualisasi, melalui pola hidup jamaah dalam kehidupan sehari-hari”. Ungkap Tamuntuan.
Serta Tamuntuan juga mengajak untuk saling memaaf-maafkan,menabur kasih sayang pada sesama serta mendepankan nilai-nilai penting dalam hidup beragama.
“Karena realitas perjalanan hidup manusia adalah tidaluput dari salah dan khilaf sehingga penting bagi kita untuk saling maaf-memaafkan dan menabur kasih sayang baik secara individu maupun kelompok sebagai refleksi ajaran Islam yang mengedepankan nilai persaudaraan” tutur Tamuntuan persatuan, kerukunan, toleransi dan kasih sayang.” Lanjut Tamuntuan.
Lebih lanjut Tamuntuan berpesan lewat momentum Halal Bihalal dan Hari Raya Ketupat untuk bersama-sama untuk bersama-sama berjuang dan ikhtiar dalam memberikan yang terbaik bagi daerah yang kita cintai ini,
“Lebih Berangkat dari makna halal bihalal di atas, pesan universal Islam untuk kita sebagai pemangku amanah dan uswah masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe, juga kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe, untuk bersama-sama berjuang dan ikhtiar dalam memberikan yang terbaik bagi daerah yang kita cintai ini, bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing, memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, memaafkan orang lain, dan menabur kasih sayang kepada sesama hendaknya tetap menjadi perekat persatuan dan kesatuan masyarakat tanah tampungang lawo.” Tutup Tamuntuan
(Saul)