Manado-Dibalikfakta.com -Giat pagi kursus singkat bagi ormas untuk penguatan idiologi kebangsaan bekerjasama lemhanas RI yg di laksanakan di kantor Kesbangpol Provinsi Sulawesi utara yg di ikuti 100 peserta terdiri dari berbagai Ormas di kota Manado.30/1/2023.
Walaupun hujan deras , tidak mengurangi semangat para peserta untuk antusias menghadiri kursus singkat ini.
Pembukaan acara di awali dengan sambutan Kepala Kesbangpol Provinsi Sulawesi Utara Bpk Fery Sangian.
Dalam sambutan Kepala kesbangpol mengatakan Ormas di Sulawesi Utara ada 116 yg terdaftar namun sedikit yg aktif, sedangkan ormas Asing ada berjumlah 6.
Di sulut pemantau orang asing lebih sulit karena bersembunyi di sejumlah perusahaan tambang di Sulut ungkap Fery sangian.
Analisis kebijakan Ahli Madya Subdit Kemitraan dan pemberdayaan Organisasi Kemasyarakat Bpk Prayogo Heru Cahyono mengatakan keberadaan ormas sangatlah besar indonesia dengan berjumlah 514.656 ormas.
Ormas-ormas ini harus di awasi keberadaanya dan di bina dengan baik dan benar karena Kemendagri adalah pembina di Pusat.
Prayogo yg mewakili Direktur organisasi Kemasyarakatan, Ditjen Politik dan PUM, bukan hanya pemerintah pusat dan daerah yg melakukan sosialisasi dan pendidikan politik bagi Kader Ormas kepada Masyarakat, sehingga presentasi pemilih cerdas dapat meningkat ungkap Prayogo.
Karena peran ormas pada Pemilu dan Pilkada serentak di 2024 nanti sangat membantu menyiapkan kader ormas dan kelompok masyarakat yg selalu berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan pemilu dan Pilkada 2024 nanti.
Ormas menjadi penyeimbang dan penenang antar kelompok melalui kegiatan yg lebih sistimatik terarah pada pelaksanaan pemilu dan Pilkada sehingga mampu mencegah potensi Konflik di masyarakat.
Dalam sambutan berikutnya di ikuti dari Tenaga Ahli profesional bidang Idiologi Lemhanas RI. Bpk Albertus Magnus Putut Prabantoro mengatakan di tahun 2020 Indonesia menduduki peringkat ke 6 Dunia utk kekayaan sumber daya idiologi terbesar, dan menjadi incaran negara – negara luar dgn berbagai cara mengambil keuntungan di Indonesia.
Ormas sebagai Agent OF change bagi kemajuan pembangunan Nasional, harus memajukan masyarakat, jika belum, wajib ormas menyesuaikan program sesuai program pemerintah.
Lanjut Ketua KPU Provinsi Sulawesi Utara Bpk Meidy Tinangon, memaparkan Pemilu yang didalamnya ada persatuan dan konflik merupakan sarana pemilu berwawasan nusantara yang mengutamakan persatuan memiliki tantangan paten, yaitu Konflik;” jelas Meidy Tinangon.
“Pada prinsipnya pemilu merupakan sarana konflik yang terlembaga. Disebut sarana konflik, karena adanya rivalitas dan kompetisi dalam perebutan kekuasaan Eksekutif maupun Legislatif,” katanya.
“Pengalaman Polarisasi Bangsa disaat pemilu hingga pasca pemilu diharapkan melalui kerjasama dengan seluruh komponen bangsa termasuk Ormas, pemilu dapat kondusif,” kata Ketu KPU Sulut Bpk Meidy Tinangon.
Dan juga dari Divisi Penanganan dan Pelanggaran Bawaslu Provinsi Sulawesi Utara, Bpk Zulkifli Densi, Spd.MM , mengatakan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Sulut mendapat peringkat ke 2 di Indonesia.
“Bawaslu Sulut mengajak seluruh komponen masyarakat luas, khususnya masyarakat di Sulut agar bersama-sama untuk berperan Aktif dalam pemilu nanti dan sekaligus menciptakan pemilu yg aman”
Karena Kerawanan pemilu seperti politik uang, diharapkan kerjasama dari masyarakat untuk mengawasi dan memberikan informasi kepada Bawaslu. Informasi dari masyarakat sangat dibutuhkan sebagai pencegahan sekaligus tindakan dalam pelanggaran,” kata Zulkifli Densi.
Acara kursus singkat berlansung dengan lancar dan di Akhiri Foto bersama dengan Pimpinan Pimpinan Ormas di Sulut, dan semua peserta mendapat Piagam Sertifikat.
(Stevanus)