Demo sejumlah masyarakat yang tergabung atas nama SSI menolak kehadiran PT TMS dan Pelaku 9 Naga tanpa izin di kabupaten kepulauan Sangihe mendapatkan apresiasi dukungan dari aktivis dari Nusa Utara Yohanes missah .ia menilai langkah yang dilakukan oleh pihak SSI sudah tepat kita sebagai pemerhati dan peduli terhadap kabupaten kepulauan Sangihe sangat mendukung aktivitas tambang di hentikan.
Tetapi Terkait penolakan tambang oleh sejumlah masyarakat di Kabupaten kepulauan LSM kibar nusantara merdeka merasa ada yang tak beres terkait penindakan aparat penegak hukum, sebagaimana hal ini sudah berulang kali dilaporkan ke Kapolda Sulut Irjen Pol Setya budianto oleh masyarakat baik lewat media terkait tambang di kabupaten kepulauan Sangihe. Ucapnya
Yohanes missah menilai ada yang aneh penegak hukum khususnya di kabupaten kepulauan Sangihe, ucapnya
Pasalnya aktivitas tambang tanpa ijin terus dilakukan sejumlah oknum yang merasa hebat merasa di lindungi yang tidak tersentuh dengan hukum.
Lsm kibar nusantara merdeka menilai dan mempertanyakan tindakan tegas dari kepolisian polda sulut dan Polres sangihe. Saya menilai dari hasil laporan masyarakat, kerusakan yang begitu luar biasa dan sudah jelas di depan mata ,para pihak terkait, baik pemerintah Provinsi dan daerah ,dan kepolisian seperti melindungi kejahatan para pelaku tambang ilegal tersebut. Karena sudah jelas dilakukan pembiaran terhadap pelaku kegiatan tambang yang benar benar merusak dan menggunakan alat berat.
Yohanes missah menilai tindakan tegas ternyata hanya berlaku bagi masyarakat kecil, tapi tidak berlaku bagi yang berduit. Lsm kibar nusantara merdeka KNM meminta ketegasan Mebes POLRI,untuk menindak tegas dan menarik semua alat berat yang ada di lokasi tambang tersebut.
Berikan Sanksi tegas Bagi pelaku,agar penegakan hukum benar-benar mendapatkan kepercayaan di mata masyarakat..kalau ini di biarkan bagaimana lagi masyarakat percaya pada institusi?
Pelakunya sudah jelas di depan mata kewenangan polri khususnya Polres Sangihe tidak melakukan penangkapan terhadap para pelaku.. ada apa? Ungkap Yohanes missah.
Tim redaksi