Sangihe – Dibalikfakta.com – Tak hanya catwalk biasa di atas panggung aksi anak-anak daerah di Kabupaten Kepulauan Sangihe ini sebagai bagian dari upaya memertahankan kekayaan seni dan budaya di tanah Tampunganglawo yang kian tergerus zaman.
Bagaimana tidak, sekian tahun ragam hias khas daerah Sangihe nampak jelas menjadi komoditi yang disuguhkan di berbagai event di daerah lainnya, sementara di rumahnya sendiri tampak asing.
Inilah yang kemudian menjadi spirit membawa pulang kembali ragam hias tersebut ke rumahnya sendiri di Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan nama Motif Kofo.
Pada hari ke 9 Sangihe Art festival, Selasa (9/5/2023) menjadi tontonan menarik dimana putra-putri daerah menghentakan panggung dalam peragaan busana budaya Sangihe, yang juga menyuguhkan inovasi Motif Kofo yang tampil estetik.
Adapun penampil-penampilnya terdiri dari 17 orang anak-anak yang memakai baju adat dan aksesoris kain Kofo, 16 orang dari Ikatan Ungke Momo Sangihe (IUMS) dan The Models of Ekspresi Kofo 12 orang.
Hal ini disampaikan Maya Budiman salah satu panitia Sangihe Art Festival mengatakan bahwa peragaan busana adat Sangihe merupakan bagian dari upaya mengangkat kembali kekayaan seni budaya daerah yang ternyata disambut baik oleh anak-anak muda di Sangihe.
“Melalui kegiatan ini kita terus berupaya memperkenalkan kekayaan seni budaya kita, terutama kain Kofo yang motifnya yang kian tergerus. Padahal motif atau ragam hias Sangihe sangat banyak dengan nama-nama yang berbeda, jadi sangat perlu untuk diperkenalkan kembali. Dan sebagai bentuk inovasi maka kita memberikan nama produk Motif Kofo, sebab motif-motif ini juga terdapat pada kain Kofo Sangihe,”kata Maya Budiman.
Upaya mengangkat kembali produksi kain Kofo tak lepas dari peran penjabat Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe dr. Rinny Tamuntuan yang terus mendukung pelestariannya.
Tamuntuan sangat serius soal ini, terbukti pada tahun 2022 lalu, kain Kofo sudah resmi terdaftar di Kementerian Hukum dan Ham sebagai bagian dari Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Kabupaten Sangihe dan Talaud
“Saat ini kain Kofo akan kami angkat karena ini juga sudah menjadi Haki dari Kabupaten Sangihe, sebagai penghargaan dari Kementrian Kemenkumham,” kata Tamuntuan, ketika mengunjungi pengrajin tenun Kofo di Kampung Lenganeng
(*Udy)